Dalam dunia pendidikan yang penuh tantangan dan perubahan, Syahrir, S.Pd., M.Pd., atau yang lebih akrab disapa Pak Syahrir, muncul sebagai sosok langka: seorang pendidik yang memimpin dengan ketulusan, doa, dan keberanian untuk membangun dari akar. Dengan pengalaman lebih dari empat dekade, Pak Syahrir tetap teguh pada prinsip bahwa pendidikan adalah ladang ibadah dan kepemimpinan adalah amanah.
Kepemimpinan yang Dimulai dari Doa
Pak Syahrir, yang kini menjabat sebagai Manajer Pendidikan yang membawahi SD dan SMP di Sekolah Islam Istiqomah Balikpapan, selalu memulai hari dengan doa. “Setiap Subuh, saya berdoa tidak hanya untuk diri saya, tapi juga untuk seluruh murid dan guru di sekolah,” ungkapnya dengan rendah hati. Doa-doanya sederhana namun penuh makna, dengan harapan agar semua murid tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, berbudi luhur, dan bertakwa kepada Allah.
Setiap pagi sebelum memasuki sekolah, Pak Syahrir membaca basmalah dan menyapa satu per satu murid yang jumlahnya mencapai seribu orang. Ia percaya, doa yang tulus akan sampai melalui tangan-tangan yang dijabatnya. Tak hanya untuk murid, doa untuk para guru juga selalu disampaikan, agar mereka menjadi pribadi yang penuh rasa syukur, bekerja dengan ikhlas, dan menjauhkan diri dari kepentingan pribadi.
Menciptakan Suasana Sekolah yang Nyaman dan Menyejukkan
Bagi Pak Syahrir, suasana sekolah yang baik adalah kunci suksesnya proses belajar-mengajar. “Jika sekolah itu gersang, murid dan guru akan mudah emosional. Tapi jika sekolah hijau dan sejuk, suasananya damai, yang tentunya berpengaruh pada akhlak dan semangat belajar,” ujarnya. Ketika sekolah menghadapi krisis air selama empat bulan, Pak Syahrir tidak tinggal diam. Ia memimpin pembangunan sumur bor dan instalasi Water Treatment Plant (WTP), yang kini tidak hanya bermanfaat untuk sekolah, tetapi juga untuk masjid dan warga sekitar.
Komitmen pada Setiap Program yang Dijalankan
Pak Syahrir selalu hadir dalam setiap program sekolah. Baik kegiatan P5, Pramuka, maupun karya wisata, semuanya dilaksanakan dengan penuh komitmen dan kehadiran langsung dari para guru, bahkan dirinya sendiri. “Saya selalu hadir. Karena hanya dengan keteladanan, nilai-nilai bisa hidup di hati anak-anak,” katanya.
Salah satu pengalaman berkesan yang ia bagikan adalah ketika mengajak murid-muridnya untuk berkuda, yang bagi sebagian besar mereka adalah pengalaman pertama yang sangat mengesankan. “Sekolah ingin sukses? Buat anak-anak merasakan bahwa belajar itu menyenangkan,” ujarnya penuh semangat.
Sinergi dengan Orang Tua: Doa yang Tak Terucapkan
Pak Syahrir juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak. Ia menceritakan sebuah kisah tentang seorang ibu yang selalu mendoakan anaknya diam-diam agar menjadi dokter, meski tidak pernah mengucapkannya secara langsung. “Doa orang tua itu menembus langit,” kata Pak Syahrir dengan penuh keyakinan. Ia mengajak orang tua untuk tidak hanya menyerahkan pendidikan kepada sekolah, tetapi untuk turut serta dalam memberikan dukungan moral, berpartisipasi dalam program-program sekolah, dan terlibat dalam penghijauan sekolah.
Pesan untuk Para Pendidik dan Orang Tua
Menutup wawancara, Pak Syahrir memberikan pesan kepada kepala sekolah, guru, dan orang tua. “Pendidikan bukan hanya soal kurikulum. Ini soal hati dan teladan. Sekolah harus menjadi tempat yang menyejukkan, tempat di mana anak-anak tumbuh dengan cinta. Jangan pernah lelah berdoa, jangan berhenti melayani. Karena pendidikan itu bukan pekerjaan, tapi pengabdian,” tutupnya penuh harapan.
Bagi Pak Syahrir, pendidikan bukan hanya soal ilmu yang diajarkan di kelas, tetapi bagaimana sebuah sekolah bisa menjadi tempat yang penuh makna, kasih, dan nilai-nilai kebaikan yang akan membentuk masa depan bangsa. Ia adalah contoh nyata tentang bagaimana ketulusan, doa, dan kerja kolektif dapat menciptakan sekolah yang tidak hanya cerdas, tetapi juga penuh makna.