Azzam Santri SQ Wahdah Menulis 275 Tadabbur dari 275 Halaman

Prinsip “bukan menunggu waktu luang, tetapi meluangkan waktu” menjadi kunci keberhasilan Khoirul Azzam, salah satu santri Sekolah Al-Qur’an Wahdah Islamiyah Cibinong (SQ Wahdah).

Prinsip “bukan menunggu waktu luang, tetapi meluangkan waktu” menjadi kunci keberhasilan Khoirul Azzam, salah satu santri Sekolah Al-Qur’an Wahdah Islamiyah Cibinong (SQ Wahdah). Hingga pertengahan Agustus 2025, Azzam berhasil menorehkan capaian yang membanggakan: membaca 275 halaman terjemahan Al-Qur’an sekaligus menuliskan 275 inspirasi tadabbur.

Capaian ini merupakan hasil dari konsistensi Azzam dalam melaksanakan program One Day One Page, yaitu membaca satu halaman terjemahan Al-Qur’an setiap hari disertai penulisan satu catatan tadabbur atau inspirasi singkat. “Sedikit tapi konsisten. Itu lebih bermakna daripada banyak tetapi putus di tengah jalan,” ungkap siswa kelas XI SMA Al-Qur’an Wahdah Islamiyah Cibinong ini.

Bagian dari Program Literasi SQ Wahdah

Kegiatan membaca terjemahan Al-Qur’an dan menulis inspirasi tadabbur merupakan bagian dari program Literasi Qur’ani One Day One Page yang sudah berjalan selama 38 pekan (275 hari). Walaupun sempat terpotong masa liburan, banyak santri tetap melanjutkan kegiatan ini secara konsisten dan istiqamah, salah satunya Azzam.

Program ini dirancang untuk mengintegrasikan kegiatan tahfidz dengan pemahaman (tafhim) dan literasi. Harapannya, santri tidak hanya menghafal Al-Qur’an, tetapi juga memahami isi kandungan ayat-ayatnya meski secara sederhana. Minimal, setiap hari santri mampu menangkap satu poin makna dan mengikatnya dalam bentuk tulisan singkat berupa kutipan inspiratif.

Selain itu, kegiatan ini juga membentuk kebiasaan positif dalam mengatur waktu, melatih kemandirian belajar, membaca, dan menulis.

Majlis Tadabbur Mingguan

Program literasi ini tidak berdiri sendiri, tetapi dipadukan dengan kegiatan Majlis Tadabbur yang dilaksanakan setiap pekan setelah salat Isya hingga pukul 21.00 di Masjid Ibnu Katsir SQ Wahdah. Kegiatan ini dipandu oleh Ustadz Syamsuddin, Kepala Program Kepesantrenan SQ Wahdah sekaligus penggagas awal program.

Berbeda dengan pengajian satu arah, majlis tadabbur bersifat interaktif dengan tiga agenda utama:

  1. Pengecekan progres bacaan dan catatan tadabbur santri.
  2. Penyampaian inspirasi tadabbur pilihan dari catatan mingguan setiap santri. Catatan ini kemudian dipertegas, diperjelas, atau diframing oleh ustadz agar lebih mudah dipahami.
  3. Refleksi bersama, di mana ustadz memberikan pertanyaan pemantik agar santri mengaitkan tadabbur dengan pengalaman hidup mereka.

Menurut Ustadz Syamsuddin, Kepala Program Kepesantrenan SQ Wahdah sekaligus penggagas awal program, kegiatan literasi ini lahir dari kesadaran akan pentingnya menyeimbangkan hafalan dengan pemahaman.

“Program ini kita ikhtiarkan untuk menumbuhkan minat baca dan daya baca santri, tapi tetap terintegrasi secara kuat dengan kegiatan harian mereka menghafal Al-Qur’an,” jelasnya.

Beliau menekankan bahwa capaian hafalan Al-Qur’an memang sangat mulia, namun tidak cukup jika tidak diiringi dengan pemahaman terhadap maknanya.

“Targetnya sederhana, mereka tidak hanya hafal, tapi juga paham,” tambahnya.

Lebih jauh, Ustadz Syams menegaskan bahwa kegiatan membaca dan menulis tadabbur ini juga diarahkan untuk membangun kebiasaan positif yang akan terbawa hingga kehidupan sehari-hari.

“Selain itu, kita juga berharap terbangun habit positif lewat kegiatan membaca dan menulis secara rutin,” tuturnya.

Dengan pendekatan seperti ini, santri tidak hanya menghafal, melainkan juga belajar mengikat makna Al-Qur’an melalui tulisan dan refleksi diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *